Rabu, 24 April 2019

Review Buku Review Buku "Ringkasan Nahwu Sharaf (Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al-‘Imrīthy, dan Nadzam al-Maqsūd)"

Review Buku "Ringkasan Nahwu Sharaf (Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al-‘Imrīthy, dan Nadzam al-Maqsūd)"

Oleh: Moh. Zakariya


      
       A.      IDENTITAS BUKU
       Judul Buku                  : Ringkasan Nahwu Sharaf (Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al-‘Imrīthy, dan Nadzam al-Maqsūd)
Penulis                         : Andi Holilullah, M.A. dkk.
Editor/ Penyunting      : Dr. Hamidah Sulaiman dan Andi Holilullah, M.A.
Penyelaras Akhir         : Minan Nuri Rohman
Cover                           : M. Fikri Haikhal
Layout                         : st. Nafisah
Penerbit                       : TRUSSMEDIA GRAFIKA
Kota Terbit                  : Yogyakarta
Cetakan I                     : April  2019
ISBN                           : 978-602-5747-58-8
       B.       HASIL REVIEW
Buku yang berjudul “Ringkasan Nahwu Sharaf” ini merupakan ijtihad penulis yakni Andi Holilullah, M.A. sebagai Wali Kelas Tsalis Madrasah Diniyah Salafiyyah IV tahun 2018-2019 dan para murid (santri)nya, buku ini berupaya menjelaskan sejarah ilmu Nahwu dan Sharaf, gambaran umum kitab Alfiyyah, al-‘Imrīthy dan Nadzam al-Maqsūd, kaidah Nahwu Sharaf dan tanya jawab Nahwu Sharaf dilengkapi dengan referensinya.
Kitab Alfiyyah Ibnu Malik merupakan kitab Nahwu paling tinggi dan bermazhab Bashrah, kitab al-‘Imrīthy mewakili ulama  mesir yang menyajikan materi Nahwu dalam bentuk bait-bait indah yang dapat dilantunkan dengan khidmat, sedangkan kitab Nadzam al-Maqsūd merepresentasikan kitab ilmu Sharaf yang sajian materinya dalam bentuk bait. Ketiga kitab tersebut sangat populer dan banyak dikaji oleh para santri di madrasah dan pondok-pondok pesantren di Indonesia meskipun tidak banyak yang tahu lebih dalam karakteristik ketiga kitab tersebut. Sebagai kitab untuk kalangan menengah ke atas dalam mendalami gramatika Arab, kitab Alfiyyah dan al-‘Imrīthymenjelaskan tata bahasa ilmu Nahwu dengan penyajian materi tingkat lanjut, untuk para pembelajar yang telah mempelajari dasar kaidah Nahwu. Sedangkan kitab Nadzam al-Maqsūd merupakan salah satu kitab dalam ilmu Sharaf yang tingkatannya untuk kelas menengah ke atas, bagi mereka yang telah mempelajari dasar-dasar ilmu Sharaf. Buku ini juga mengenalkan sosok pengarang (mu’allif) kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al-‘Imrīthydan Nadzam al-Maqsūd, untuk mendekatkan pembaca kepada biografi, corak pemikiran dan intelektualitasnya.
Secara umum, buku ini terdiri dari enam bab, dimana bab pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang lingkup kajian ilmu Nahwu dan Sharaf, serta tujuan dan manfaat ilmu Nahwu dan Sharaf. Bab kedua karakteristik kitab Alfiyyah Ibnu Malik, al-‘Imrīthy, dan Nadzam al-Maqsūd. Bab ketiga materi ilmu Nahwu yang mencakup bahasan al-kalam, al-i’rab, huruf jarr dan huruf qasam, isim-isim yang dibaca rafa’, isim nakirah dan isim ma’rifat, at-tawabi’, isim-isim yang dibaca jarr (majrur), al-fi’lu, ‘amil jawazim. Bab keempat materi ilmu Sharaf yang mencakup tashrif, i’lal, pengertian fi’il shahih, pengertian fi’il mu’tall, fi’il tsulatsi mujarrad dan mazid, fi’il ruba’i mujarrad dan mazid.
Secara epistemologis, buku ini menjelaskan adanya perbedaan perkembangan ilmu Nahwu dan Sharaf terkait tiga kitab tersebut yang dikaitkan dengan sejarah dan karakteristik kitabnya dengan dilengkapi materi-materi dalam ilmu Nahwu dan Sharaf beserta tanya jawab mengenai ilmu Nahwu dan Sharaf sehingga menjadi keunggulan dari buku ini. Ringkasan Nahwu Sharaf melalui buku ini, para penulis menyumbangkan pemikirannya untuk ikut memperdalam kajian linguistik Arab, khususnya dalam ilmu Nahwu dan ilmu Sharaf. Karena itu, siapapun yang tertarik mengkaji lebih dalam ilmu Nahwu dan ilmu Sharaf seyogyanya membaca buku ini.


Review Buku Epistemologi Ilmu Nahwu (Karakteristik Kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ)

Review Buku Epistemologi Ilmu Nahwu (Karakteristik Kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ)
Oleh: Moh. Zakariya

  

 A. IDENTITAS BUKU
Judul Buku                  : Epistemologi Ilmu Nahwu (Karakteristik Kitab al-Ājurūmiyyah dan an-  Naḥwu al-Wāḍiḥ)
Penulis                         : Andi Holilullah, M.A.
Editor/ Penyunting      : Yanuar Arifin
Penyelaras Akhir         : Minan Nuri Rohman
Cover dan Layout       : st. Nafisah
Penerbit                       : TRUSSMEDIA GRAFIKA
Kota Terbit                  : Yogyakarta
Cetakan I                     : September 2018

B. HASIL REVIEW
Buku yang ditulis oleh Andi Holilullah, M.A. ini merupakan buku pengetahuan yang mengulas tentang karateristik dua kitab nahwu yang sangat popular digunakan oleh pesantren-pesantren di Indonesia, yaitu Kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ.
Ilmu nahwu merupakan bagian dari ilmu gramatika Arab. Jika ditinjau dari segi bahasa atau etimologi, kata nahwu adalah bentuk mashdar dari kata   نحوا -ينحو -نحا  yang berarti menuju, arah, sisi, seperti, ukuran, bagian, kurang lebih, dan tujuan. Sedangkan menurut istilah atau terminologi  , ada dua pendapat mengenai ilmu nahwu, yaitu pendapat pertama yang merujuk pada ulama nahwu mutaqoddimīn (terdahulu) dan pendapat kedua yang merujuk ulama nahwu mutaakhirīn (kontemporer). Pendapat pertama yang merujuk pada ulama nahwu mutaqoddimīn (terdahulu) diwakili oleh Ibnu Jiniy (w. 302 H)  mendefinisaikan ilmu nahwu sebagai pedoman dalam memakai bahasa Arab berupa perubahan ‘irab agar orang-orang non-Arab dspst berbicara fasih dengan bahasa Arab seperti halnya orang Arab asli. Sedang menurut ulama nahwu mutaakhirīn (kontemporer) yang diwakili oleh Ibnu Malik (w. 672 H) mendefinisikan ilmu nahwu sebagai ilmu yang digunakan untuk mengetahui keadaan suatu akhir kalimat berbahasa Arab, baik itu yang mu’rob (berubah) maupun mabni (tetap).
Buku ini terdiri dari lima bab, bab pertama pendahuluan, bab kedua kajian epistemologi ilmu nahwu yang memuat definisi, sejarah, ruang lingkup kajian, tujuan dan manfaat ilmu nahwu, bab ketiga karakteristik kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ, bab keempat kajian ilmu nahwu dalam kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ yang memuat sistematika, landasan epistemologi, persamaan dan perbedaan kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ, bab kelima penutup.
Buku ini cocok dibaca oleh semua kalangan, khususnya bagi mereka yang ingin mempelajari dan mendalami ilmu nahwu, buku ini memaparkan kajian epistemologi ilmu nahwu mulai dari definisi, sejarah, ruang lingkup kajian, serta tujuan dan manfaat-manfaatnya. Buku ini juga memaparkan karakteristik dari kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ, mulai dari gambaran kitab, latar belakang dikarangnya kitab, tujuan dan manfaat dikarangnya kitab, intelektualitas dari penarang kitab, serta karya-karya dari pengarang masing-masing kitab tersebut.Buku ini juga memaparkan kajian kitab al-Ājurūmiyyah dan an-Naḥwu al-Wāḍiḥ yang di mulai dengan sistematika, landasan epistemologi, dan persamaan serta perbedaan kitab dilihat dari segi penggunaan istilah madzhab nahwu yang digunakan, dari materi yang ada dalam buku ini tentu dapat menambah wawasan serta memperkaya khazanah keilmuan bagi pembacanya.

Kamis, 19 Mei 2016

Gaya Hidup Pada Zaman Sekarang

gayaGaulfresh.com – Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya dan bagaimana cara orang tersebut hidup. Sebagian besar remaja jaman sekarang itu menyalahgunakan gaya hidupnya, apalagi remaja-remaja yang hidup di kota metropolitan. Dan bukan hanya orang-orang di kota metropolitan saja yang mengikuti trend mode di jaman sekarang bahkan di perkampungan dan pedesaan pun banyak yang mengikutinya.

Jumat, 06 Mei 2016

Belajar Bukan Hanya Kejar Gelar

Ilustrasi: eventsstyle
Ilustrasi: eventsstyle


JAKARTA - Semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita tempuh, semakin bergengsi juga gelar akademis yang kita kantongi. Namun, bukan berarti kita hanya menjadikan gelar akademis sebagai tujuan satu-satunya dalam belajar.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rochmat Wahab mengingatkan, semua pelajar dan mahasiswa harus belajar dengan baik, bukan karena semata-mata mengejar gelar.

Siswa Indonesia Hanya Fokus Menghafal

Ilustrasi Foto: dok. Okezone.
Ilustrasi Foto: dok. Okezone.

JAKARTA - Konsep pendidikan yang diusung Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan orang pribumi seharusnya bisa menjadi acuan sistem pendidikan nasional. Terlebih lagi, konsep pendidikan Bapak Pendidikan Nasional itu bersifat untuk memerdekakan manusia baik dari aspek hidup lahiriah maupun aspek batin.

Nyatanya, ungkap Pengamat Pendidikan Abduhzen, sistem pendidikan Tanah Air saat ini masih berfokus pada teori yang mengharuskan generasi muda kita menghafal data-data di sekolah.

"Belum maksimal dalam memberikan kemampuan berpikir, karena pembelajaran selama ini lebih banyak pada mengisi pikiran saja," ujarnya kepada Okezone, belum lama ini.

Senin, 02 Mei 2016

Mensos: Pelajaran Sains Harus Dibarengi Nilai Moral dan Spiritual

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada empat fungsi yang mesti ada dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu taklim, tadris, takdib, serta tarbiyah.
“Empat fungsi yang mesti ada dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu taklim, tadris, takdib, serta tarbiyah,” ujar Mensos ujar usai menjadi keynote speaker pada wisuda Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ke-85 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/4/2016).

Teknologi di Sekolah Tak Menjamin Buat Siswa Makin Pintar

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran komputer tidak meningkatkan hasil akademik anak-anak sekolah. Bahkan kehadiran komputer justru dapat menghambat performa mereka. Demikian menurut sebuah laporan yang menyoroti dampak teknologi di ruang kelas di seluruh dunia.

Menurut informasi yang dilansir Telegraph, Jumat (18/09/2015), laporan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development, OECD) mengungkap bahwa teknologi tidak menghasilkan perbaikan akademik, meskipun hampir tiga perempat dari semua siswa yang disurvei di 64 negara berbeda mengatakan bahwa mereka menggunakan komputer di sekolah.